Sejarah

Majenang  adalah  Kecamatan  di Kabupaten CilacapJawa TengahIndonesia. Majenang merupakan pusat perekonomian di wilayah Cilacap bagian barat. Majenang dahulu merupakan bagian dari Kadipaten Dayeuhluhur, kemudian setelah kadipaten itu dibubarkan pada masa perlawanan Pangeran Diponegoro, seluruh wilayah Kadipaten Dayeuhluhur termasuk Majenang menjadi bagian dari Kabupaten Purwokerto (sekarang Banyumas). Pada akhirnya, wilayah eks Kadipaten Dayeuhluhur digabungkan ke wilayah Kabupaten Cilacap pada tahun 1960. Kecamatan ini merupakan jalan utama lintas provinsi antara Jawa Tengah dan Jawa Barat yang menghubungkan antara Cilacap dengan Banjar. Di sepanjang perjalanan melewati Majenang, pemandangan berupa hutan karet dengan medan yang berbukit, sungai dan jalanan landai.

Geografi

Majenang adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Cilacap yang letaknya paling utara (berjajar ke Barat bersama kecamatan Wanareja dan Dayeuhluhur. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Brebes, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cimanggu, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cipari, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wanareja. Dari tahun ke tahun ada proposal-proposal untuk memisahkan bagian barat Kabupaten Cilacap, termasuk Majenang, untuk membentuk kabupaten baru yaitu Kabupaten Cilacap Barat.

Sebagian besar wilayah Majenang adalah pegunungan (hampir 60%) dan selebihnya dataran, mulai dari ketinggian sekitar 100 meter sampai 1200 meter di atas permukaan laut. Tanahnya hampir semuanya subur, baik yang berupa pegunungan maupun dataran. Curah hujan sangat tinggi, pada musim penghujan hampir setiap hari hujan turun. Ada 3 sungai yang cukup deras yaitu: Sungai CijaluSungai Cilopadang, dan Sungai Cileumeuh. Di kanan kiri sungai-sungai tersebut terdapat sawah dan ladang.

Hutannya masih sangat lebat berupa belantara dengan pohon hutan asli. Bukit-bukitnya sebagian besar terjal dengan kemiringan 25 derajat sampai 75 derajat. Mata air ada dimana-mana sehingga tidak pernah kekurangan air, bahkan di musim kemarau. Hasil hutan berupa kayu dan hasil kebun buah-buahan serta sayuran. Sawah tersebar mulai dari dataran hingga perbukitan yang landai.

Kecamatan Majenang memiliki lanskap berupa perbukitan, pegunungan, dan air terjun.

karna keindahan alamnya, sehingga banyak tempat yang bisa dijadikan objek wisata alam gunung cijalu river bersama PARMA, mulai perbukitan yang hijau hingga air terjun yang sejuk. Banjir dan kekeringan merupakan masalah yang sering dialami tiap tahun.

Hasil hutan berupa kayu dan hasil kebun buah-buahan serta sayuran berlimpah. Sawah tersebar mulai dari dataran hingga perbukitan yang landai sehingga boleh dibilang surplus beras.

 

Di perut buminya ada beberapa jenis tambang:

  1. Tambang emas di desa Sadahayu (belum di eksplor)
  2. Tambang batu alam di desa Cibeunying (gunung Cungakan)
  3. Tambang pasir dan batu kali ada di sepanjang sungai Cijalu.

Demografi

Majenang merupakan daerah “peralihan” Sunda-Jawa. Artinya, di wilayah ini bahasa ibu yang dipakai terdiri dari Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa,[8] namun Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa sedikit kasar dibanding Sunda di Jawa Barat atau Jawa di Jawa Tengah sebelah Timur. Walaupun ada pula yang dapat menggunakan bahasa halus, tetapi didominasi oleh bahasa yang kasar.

Lapangan Usaha

Berdasarkan lapangan usaha maka sektor Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu sebesar 32.864 atau 55,65 persen, diikuti sektor Jasa sebesar 9.930 atau 15,85 persen kemudian Perdagangan Rumah Makan dan Akomodasi sebesar 7.645 atau 12,71 persen, Industri Pengolahan menempati urutan ke empat dengan angka 2.791 atau 4,51 persen, urutan selanjutnya adalah sektor Angkutan dan komunikasi sebesar 1.975 atau3,01 persen dan untuk sector konstruksi atau bangunan sebesar1.648 atau 2,36 persen dan sisanya untuk sektor lainnya yang masih di bawah 10 persen.

 

Batas Kecamatan

Desa/kelurahan

  1. Bener
  2. Boja
  3. Cibeunying
  4. Cilopadang
  5. Jenang
  6. Mulyadadi
  7. Mulyasari
  8. Padangjaya
  9. Padangsari
  10. Pahonjean
  11. Pengadegan
  12. Sadabumi
  13. Sadahayu
  14. Salebu
  15. Sepatnunggal
  16. Sindangsari
  17. Ujungbarang